Minggu, 17 Maret 2013

KISAH SEORANG ANAK YANG DIABORSI DI DALAM RAHIM IBU

Bulan Pertama,
Ma, panjangku itu cuma 2 cm, tapi aku udah ada di badan mama. Aku sayang mama, bunyi detak jantung mama itu jadi musik terindah yang menemaniku di sini.

Bulan Kedua,
Ma, aku udah bisa ngisep jari imutku lho, di sini hangat ma, nanti kalau aku sudah keluar, mama janji ya mau main sama aku.

Bulan Ketiga,
Ma, meskipun aku belum tau jenis kelaminku, tapi apapun aku ,aku harap mama dan papa bahagia kelak ketika aku keluar. Jangan nangis ya ma, kalau mama nangis di sini aku juga ikut nangis.

Bulan Keempat,
Ma, rambutku sudah mulai tumbuh lho, ini jadi mainan baruku, aku bisa menggerakan kepalaku putar ke kiri putar ke kanan.

Bulan Kelima,
Ma, mama tadi ke dokter ya?
Dokter bilang apa?
Αpa itu aborsi, ma?
Αku nggak diapa-apain kan, ma?

Bulan Keenam,
Mama datang ke dokter itu lagi ya? Ma, tolong kasih tahu dokter itu, aku di sini baik-baik saja! Tapi kok dokter itu mulai memasukan benda tajam? Benda tajam itu mulai memotong rambutku.

Ma, tolong, aku takut. Benda tajam itu mulai memotong kakiku, sakiiiiiiiit, ma.Tapi meskipun aku tidak punya kaki, aku masih punya tangan yang bisa memeluk mama . . .

Ma, benda itu sekarang mulai memotong tanganku. Mama, tolong aku!, aku janji nggak akan nakal! Tapi, meskipun aku tidak punya tangan dan kaki, aku masih punya mata dan telinga untuk melihat senyum mama, mendengar suara mama . . .

Tapi, benda itu sekarang sudah mulai memotong leherku, mama. Ampun. Mama, beri aku kesempatan hidup, aku sayang mama, aku pengen meluk mama.

Bulan Ketujuh,
Ma, aku di sini baik-baik saja, aku udah sama ALLAH di surga, ALLAH mengembalikan semua organ tubuhku yang dipotong benda tajam itu. ALLAH memeluku, memegang tanganku, menggendongku dengan lembut dan ALLAH membisikan tentang apa itu aborsi.

Kenapa mama tega melakukan itu?

Kenapa mama nggak mau main sama aku?

Αpa salah aku, ma?????!!!

Mama, bertobatlah, biar ALLAH mau antar mama ke sini, nanti kita main bareng-bareng di sini. Dan jangan lupa, ajak papa juga ya, ma. :')


Pantaskah seorang bayi yang belum sempat terlahir kedunia ini mendapatkan perlakuan sekeji itu dari orang tua kandungnya? Silahkan direnungkan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar